Dukung Pengembangan Ekonomi di Banua, Ini Peran BI Kalsel

BANJARMASIN, jukung.id – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan terus memperkuat perannya dalam memberikan advisory untuk pengembangan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru.

Dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi di Kalimantan Selatan, berbagai langkah konkret pun terus dilaksanakan.

“Diantaranya melalui penyelenggaraan Seminar Internasional Strategi Pembangunan Hijau untuk Kalimantan Baru yang sejalan dengan arahan Presiden terkait strategi besar ekonomi Indonesia melalui hilirisasi dan ekonomi hijau,” kata Kepala KPwBI Kalsel, Imam Subarkah, Rabu (7/12/2022)

Dijelaskan Imam Subarkah, dalam mendorong peningkatan kapasitas, perluasan akses pasar, promosi perdagangan dan investasi, serta menjadikan UMKM naik kelas, baik di nasional maupun internasional, Kantor Perwakilan BI Kalsel bersama dengan Pemprov telah berkolaborasi menyelenggarakan Pagelaran UMKM Karya Kreatif Banua, Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GBBI) dan Program Akselerasi UMKM Berorientasi Ekspor (PAMOR) Borneo 2022 di Jakarta dan Jepang.

“GBBI diikuti oleh lebih dari 600 UMKM peserta expo dengan nilai transaksi lebih dari Rp 600 juta baik secara offline maupun online. Sementara itu, nilai transaksi yang dihasilkan dari kegiatan Pamor Borneo baik di Jakarta dan Jepang mencapai Rp 8,14 miliar,” ujar Imam Subarkah.

Selain itu, untuk mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan Syariah di Kalimantan Selatan, KPwBI Kalsel juga menggelar Festival Ekonomi Syariah Banua 2022 sebagai bagian dari Semarak Road to Festival Ekonomi Syariah Kawasan Timur Indonesia 2022 dan melaksanakan pendampingan sertifikasi Halal kepada UMKM melalui koordinasi.

“Peningkatan aktivitas ekonomi dan daya beli masyarakat membawa konsekuensi terhadap inflasi. Inflasi Kalsel pada 2022 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 dan berada di atas rentang target 3 persen ± 1 persen.

Sehubungan dengan hal tersebut, KPwBI Kalsel juga senantiasa bersinergi dengan Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota dalam wadah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam upaya menjaga kestabilan harga dengan menerapkan Strategi 4K, yaitu Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, serta Komunikasi yang Efektif.

“Untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah kenaikan harga pangan dan energi dunia, KPwBI Kalsel bersama dengan TPID se-Kalimantan Selatan menyatukan gerak langkah untuk mengendalikan inflasi, salah satunya melalui program unggulan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP),” ungkapnya.

Sementara dari sisi Sistem Pembayaran Tunai, sambungnya, KPwBi Kalsel menyediakan uang Rupiah Layak Edar dalam jumlah dan pecahan yang cukup kepada masyarakat dengan bekerjasama dengan Perbankan di wilayah kerja Kalimantan Selatan. Dan jangkauannya terus diperluas hingga daerah 3T (terdepan, terluar dan terpencil).

“Bank Indonesia berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi dengan berbagai stakeholders dalam mendukung pemulihan ekonomi serta memfasilitasi akselerasi pertumbuhan ekonomi secara sehat dan berkesinambungan,” pungkasnya.(JID)

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published.